Jatuhnya harga di pasar saham Nigeria terus berlanjut sejak bulan Maret 2008. Pada bulan-bulan awal jatuhnya harga, media dibanjiri dengan berita tentang alasan tren penurunan yang pada saat itu dapat dimaklumi dan dapat ditahan. Investor berpikir bahwa keluarnya investor asing dari pasar meskipun tidak diinginkan pada saat itu tidak akan memperpanjang masa penurunan. Media telah memberitakan pengaruh pasar yang lemah terhadap keluarnya investor tersebut.
Tidak lama kemudian, ketika tren penurunan tidak mau mereda, krisis global akibat krisis di sektor keuangan Amerika dianggap sebagai penyebab maraknya tren penurunan. Pada bulan Agustus 2008, pemulihan pasar yang singkat memberikan harapan kepada investor bahwa mimpi buruk telah berakhir. Para investor dapat mengingat bahwa krisis keuangan tidak terjadi pada pasar saham Nigeria ketika krisis keuangan dimulai pada tahun 2007. Tahun tersebut adalah tahun yang paling menarik dalam sejarah pasar saham dengan banyak permasalahan sehingga tidak sulit untuk mengharapkan pemulihan pasar yang cepat sejak krisis lokal terjadi. investor masih tertarik dengan pasar.
Itu adalah ekspektasi yang salah. Dibutuhkan jatuhnya harga yang tidak terduga lebih lanjut di luar harga utama saham untuk mengungkap alasan domestik sebenarnya yang menyebabkan jatuhnya harga terburuk dalam sejarah pasar saham. Pada bulan Januari 2009 saja misalnya, pasar kehilangan lebih dari 3 triliun naira.
Meningkatnya ketidakpuasan dan kemarahan publik menyebabkan terungkapnya alasan sebenarnya jatuhnya harga yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Komisi Keamanan dan Bursa (Security and Exchange Commission) yang menuduh bank-bank menyembunyikan eksposur mereka terhadap utang margin tanpa jaminan yang kuat. Terungkap bahwa perusahaan pialang saham menggunakan saham sebagai jaminan. Bank-bank tersebut dikatakan memiliki utang margin lebih dari 388 miliar naira oleh perusahaan pialang saham yang mengalami kesulitan untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
Untuk meminimalkan kerugian, bank secara agresif melepaskan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan pialang. Tindakan tunggal ini menyebabkan pelepasan saham secara besar-besaran oleh investor lain yang melihat tindakan bank tersebut sebagai hilangnya kepercayaan terhadap pasar. Kepercayaan masyarakat terhadap kuatnya basis permodalan perbankan semakin meningkat sejak pasca konsolidasi. Melihat bank-bank keluar dari pasar merupakan sinyal kehancuran bagi investor lain yang terus memberikan tekanan pada broker mereka untuk menjual saham mereka. Kepercayaan diri kini berada pada titik terendah. Tidak ada yang tahu kapan bulls akan kembali. Namun, satu hal yang pasti, pembelajaran dari jatuhnya harga tidak dapat dilupakan begitu saja.